1Q84 Jilid 1 – Munculnya Dua Rembulan by Haruki Murakami




Blurb ___________

Sekarang tahun
1Q84.
Ini adalah dunia sejati,
Tak ada keraguan akan hal itu.
Tapi di dunia ini,
Ada dua bulan menggantung di langit.
Di dunia ini, takdir dua manusia,
Tengo dan Aomame berkelindan erat.
Masing-masing dengan caranya sendri
Terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya.
Dan di dunia ini, tampaknya taka da cara untuk menyelamatkan keduanya.
Sesuatu yang dahsyat sedang bergerak.

Judul : IQ84 Jilid 1
Author : Haruki Murakami
Penerbit : KPG
Halaman : vi + 516 hlm
Cetakan : kedua, April 2016
ISBN : 978-602-424-005-9

Review  ___________

“Biar bagaimanapun, bagiku tak ada jalan selain menjalani kehidupan ini. Tak bisa mengembalikan kehidupan yang ini dan minta ditukar yang lain. Betapa pun aneh dan sintingnya, kehidupan ini sajalah yang tersedia untukku sebagai tunggangan gen.” hlm. 412

Suatu hari saat Aomame hendak menyelesaikan pekerjaannya, dia melihat polisi dengan seragam berbeda yang biasa dipakai polisi Jepang. Pun membawa pistol semi-otomatis keluaran terbaru yang bisa di isi 9 mm peluru. Padahal polisi Jepang menggunakan revolver yang hanya berisi 6 peluru. Ternyata, memang sudah dua tahun berlalu seragam dan pistol polisi Jepang diganti, dikarenakan adanya baku tembak besar-besaran di dekat Danau Motosu antara Kepolisian Prefektur Yamanashi dan kelompok ekstremis pada pertengahan November 1981. Anehnya, Aomame tidak tahu akan berita itu padahal dia tak pernah lepas dari koran. Aomame merasakan keganjilan akan hidupnya. Bagaimana bisa dia tidak tahu dengan apa yang terjadi dua tahun lalu di Jepang? Bahkan resepsionis hotel pun mengetahui tragedi tersebut. Keganjilan semakin menjadi saat Aomame melihat dua bulan menggantung di langit. Satu bulan besar berwarna kuning dan satu bulan kecil berwarna hijau. Sedangkan orang lain hanya melihat satu bulan. Di dunia yang tidak dimengertinya ini, Aomame menyebut tahun 1Q84 yang sesungguhnya sekarang tahun 1984. Mengenai pekerjaannya Aomame mendapatkan misi yang sulit karena sasaran kali ini adalah orang yang sangat kuat. Dan berhubungan dengan pemimpin ekstremis di Jepang. Masalah besar sedang mendekati Aomame.

“Aku paling takut dengan diriku sendiri. Karena aku kurang yakin dengan apa yang akan kulakukan, kurang yakin dengan apa yang sedang kulakukan.” Hlm. 492

Di sisi lain, Tengo pun sedang berhadapan dengan resiko besar dalam hidupnya. Komatsu, editor majalah sastra mengajak Tengo untuk merombak sebuah novel sayembara yang berjudul Kepompong Udara karya Fuka Eri. Novel tersebut menarik perhatian Tengo dan Komatsu, sayangnya karena banyak kekurangan di sana – sini dan penggunaan tata bahasa yang tidak beraturan membuat Kepompong Udara tidak dapat memenangkan sayembara. Kecuali ditulis ulang. Namun, bukan oleh Fuka Eri, melainkan oleh Tengo. Akhirnya Komatsu menghubungi Fuka Eri dan dia setuju dengan kesepakatan yang diajukan Komatsu. Saat semuanya mulai berjalan sesuai rencana, hal yang tak diharapkan pun menggoyahkan rencana tersebut. Baik, Komatsu, Tengo, Fuka Eri, maupun Profesor Ebisuno sebagai wali Fuka Eri tahu betul resiko besar yang menghadang karena Fuka Eri adalah anak dari salah satu pemimpin ekstremis di Yamanashi. Dan kemunculan Fuka Eri dihadapan publik sesungguhnya untuk memancing keberadaan ayahnya yang tiba-tiba menghilang tak ada kabar. Walau motivasi Komatsu sangatlah berbeda bukan demi uang atau ketenaran tapi sesuatu yang besar untuk dunia sastra. Sedangkan Tengo, dia hanya tertarik pada Kepompong Udara. yang memiliki cerita yang kuat. 

“Di dunia ini, bisa dikatakan tak ada orang yang tak tergantikan. Bagaimanapun tingginya pengetahuan atau kemampuan seseorang, biasanya ada yang mampu menggantikannya di suatu tempat…” hlm. 133

1Q84 adalah sebuah novel yang menggambarkan tentang kemanusiaan. Bahwa kekerasan terhadap kaum wanita sangatlah salah. Dan lelaki yang berani melakukannya, sangat pantas untuk diberi hukuman berat. Namun, masih banyak makna lain yang ingin disampaikan oleh penulis. 

Aomame dan Tengo menjadi sentral tokoh dalam novel ini. Keduanya ternyata memilki takdir yang saling berhubungan. Ada benang merah yang menghubungkan keduanya sejak mereka kecil. Dibawakan dari sudut pandang orang ketiga, dengan setiap sub bab nya bergantian antara Aomame dan Tengo.

Aomame berasal dari keluraga yang menganut kristianus yang membuatnya dikucilkan di sekolah. Hingga Aomame pergi dari rumah dan pekerjaan sampingannya sangatlah berbahaya untuk dirinya. Ya, dengan kemampuan luar biasa yang dimilikinya, Aomame mendapat tugas untuk menghukum para lelaki bejat yang berbuat keji terhadap perempuan. Para korban Aomame akan dinyatakan meninggal karena serangan jantung, sehingga tugasnya selama ini masih aman. Sedangkan Tengo, adalah seornag guru les Matematika. Pekerjaan sampingannya adalah membuat artikel untuk majalah dan sedang menyelesaikan novelnya. Tengo memang ingin menjadi penulis, dan Komatsu lah yang selama ini mendukung Tengo untuk karya-karyanya. Namun, Tengo memiliki suatu penyakit ilusi mengenai ibunya yang terus menghantuinya.

Tokoh lainnya yaitu ada Komatsu seorang editor yang banyak dibenci sastrawan karena kritikannya yang pedas. Jika dia tak suka dengan satu karya maka dengan tegas dan terang-terangan dia akan mengatakan karya itu jelek. Komatsu tipe orang pendiam, namun sekalinya bicara dia adalah orang yang lugas.

Fuka Eri, penulis asli Kepompong Udara. Remaja yang baru berusia 17 tahun ini menderita disleksia. Dia memiliki imajinsi yang istimewa terlihat bagaimana cerita yang disuguhkan dalam Kepompong Udara dimana ceritanya pun terasa orisinal dan menular. Pun, putri Fukada Tamotsu. Fukada dulunya adalah seorang aktifis dalam Revolusi Kebudayaan lalu menjadi pemimpin Sakigake sebelum didaulat menjadi sekte keagamaan dan keberadaannya tidak diketahui.

Profesor Ebisuno, yang kehadirannya walau sedikit. Namun, dia juga yang memberi ijin mengenai perombakan Kepompong Udara demi mengetahui keberadaan sahabat lamanya yaitu ayah Fuka Eri. 

Ayumi, seorang polisi yang baru dikenal Aomame dan mereka menjadi teman dekat. Aomame tidak mengerti dia dapat berteman dengan seorang polisi, karena jika mengingat pekerjaannya seharusnya membuat dia menjauhinya. Tapi, Aomame tak merasa terancam dengan kehadiran Ayumi.

Aku paling suka dengan karakter Fuka Eri yang tidak banyak bicara. Karakternya kuat dan terkesan misterius. Aku bisa merasakan keistimewaan yang dimiliki Fuka Eri. Dan mengenai Kepompong Udara karya Fuka Eri ini membuatku penasaran dengan isinya. Mengenai Orang Kecil yang berdasarkan Fuka Eri keberadaannya memang nyata. Serta dua rembulan yang ada dalam karya tersebut. Dua rembulan yang juga dilihat nyata oleh Aomame. Dengan kata lain akan ada keterkaitan Kepompng Udara terhadap konflik dan alur cerita 1Q84 ini. Jawabannya mungkin akan ditemukan di seri selanjutnya. 

Dari segi penerjemahan sangat bagus. Dengan ketebalan novel 500 halaman lebih, terjemahannya sangat apik, sehingga enak dibaca.

Seperti yang aku sebutkan di atas, novel ini mengandung banyak makna dan pesan. Yang membekas dibenaku yaitu wanita tidak sepantasnya diperlakukan mengerikan, apalagi sampai mendapatkan kekerasan. Dan segala keputusan itu akan selalu ada resikonya.

“Ini masalah bagaimana menjalani hidup. Yang paling penting adalah sikap untuk selalu melindungi diri dengan sungguh-sungguh. Kalau pasrah saja saat diserang, kita takakan maju ke mana pun. Perasaan tak berdaya yang sudah menjadi kebiasaan itu merusak dan menghancurkan orang.” Hlm. 220

1Q84 merupakan novel berseri. Dalam jilid 1 ini baru pengenalan konflik. Untuk Jilid 2 nya tunggu saja reviewnya. Rekomen buat yang belum baca. Walau novel ini tebal, tidak akan bosan maupun lelah membaca karena novel ini sangat menarik dan membuat penasaran dengan apa yang akan menimpa Aomame dan Tengo, terutama tentang Orang Kecil.

4.5 * untuk 1Q84 Jilid 1





No comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!