Bintang Jatuh - Maha Membolak – Balikan Hati by Silvarani

Blurb________

Bintang, seorang jurnalis muda, tidak pernah ambil pusing soal kuasa Allah yang satu ini, sampai…. PLAAAK! Tamparan keras mendarat di pipinya. Alena, gadis genius yang beberapa detik lalu masih dia yakini sebagai calon istri, kini malah resmi menjadi mantannya.

            Bintang pun disadarkan pada satu kenyataan: Begitu mudah hati manusia berubah jika Allah sudah berkehendak.

            Bingung dan patah hati, Bintang lantas menerima tawaran pergi ke Yogya untuk menenangkan diri sekaligus menyelesaikan tugas. Dalam perjalanan naik kereta, seorang gadis kembali menamparnya, kali dengan pesona dan keluasaan pengetahuan agama –seluk-beluk shalat, tata cara bertayamum, juga sejarah Islam di nusantara. Tak pelak suatu rasa, perlahan namun pasti, tumbuh dalam hati Bintang.

            Akankah Bintang menemukan cinta baru? Siapkah dia menjalani rencana Allah yang lebih besar?

Judul : Bintang Jatuh
Author : Silvarani
Penerbit : Gramedia
Halaman : 167 hlm
Tahun : 2014
ISBN : 978-602-03-0968-2

Review________
“ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, terkadang hal itu tak kita rencanakan. Lain halnya jika melupakan seseorang. Ada unsur kesengajaan di situ. Bahkan ada kewajiban untuk itu.” Hlm. 6

Bintang tengah berada diambang keputusasaan. Kekasihnya terus memojokan Bintang untuk segera menikahinya. Bintang pun ingin segera menikah. Namun Bintang memiliki seorang kakak perempuan yang belum menikah. Tradisi keluarganya seorang adik tidak dapat mendahului kakaknya konon kehidupan rumah tangga sang adik tidak akan bahagia. Ayahnya pun sedang terbaring sakit. Hal itulah yang membuat Mba Winta tidak dapat menikah secepatnya. Putus jalan satu-satunya untuk hubungannya dengan Alena. Bintang menyerah jika Alena memang tidak mau menunggu. Lexi sahabatnya ikutan susah karena Alena yang tak henti-hentinya curhat soal Bintang – tepatnya menjelek-jelekan Bintang.

“…Kamu harus menyugesti dirimu kalau kamu nggk galau. Soal berdoa sama Allah, galau atau enggak, kan kita harus tetap berdoa sama Allah.” Hlm. 111
Menenangkan hatinya yang rapuh Bintang pergi ke Jogja karena ada urusan kantor. Di kereta Bintang bertemu perempuan yang mengingatkannya pada Tuhan. Dia merasa selama ini telah meninggalkan Tuhan. Mulai dari belajar bacaan shalat hingga belajar tayamum. Saya gadis itu menarik perhatian Bintang.

“Aku percaya…. Setan dan malaikat itu adalah dua wajah manusia.” Hlm. 122
Sayangnya Alena semakin menjadi menjelek-jelekan Bintang di sosial media. Bintang yang sejak awal diagung-agungkan oleh Alena bahkan di depan rekan-rekan kerjanya yang sejujurnya membuat Bintang jengah. Namun, mungkin itulah perasaan Alena yang bangga memiliki pacar seorang jurnalis muda dengan banyak prestasi. Kini, hanya keburukan tentang Bintang yang keluar dari mulut Alena. Tapi, Jogja justru mengingatkan Bintang pada kenangan manis bersama Alena dulu. Ada rasa kesal juga seperti rindu. Hingga Bintang mendapat kabar tentang Alena yang akan menikah? Benarkah Alena akan menikah? Bagaimana reaksi Bintang mendengar kabar itu? Lalu bagaimana dengan Saya? Gadis yang membuatnya banyak belajar tentang islam? Temukan jawaban di novelnya langsung ya.  

Cover, untuk cover novelnya menurutku biasa saja tapi memang sesuai dengan isi ceritanya. Jadi jangan dibiaskan menilai sesuatu dari covernya.

Setting, Jogja sebagai tempat pilihan yang cocok untuk Bintang mengenal islam lebih dalam. Saya bercerita tentang sejarah islam saat berkunjung ke keraton.

Tokoh, Bintang adalah seorang jurnalis yang patuh pada tradisi keluarganya, narsis, memiliki tekad yang kuat terutama soal agama. Setelah putus dari Alena Bintang benar-benar menjalankan shalat. Karakter Bintang di sini kuat. Alena, dia terlalu naïf dan tingkahnya itu masih kekanak-kanakan. Lexi, sahabat Bintang dan Alena mewarnai novel ini walau kasihan karena dia harus mendengarkan kisah A dari Alena dan kisah B dari Bintang. Saya yang tenang dan supple membantu Bintang menguatkan tekad untuk dekat lagi dengan Allah.

Plot & Alur, Dibawakan dari sudut pandang orang pertama yaitu Bintang. Alur dalam novel ini yaitu Maju Mundur.

Kelebihan, membaca novel ini seperti membaca buku diarinya Bintang. Lancar dan mengalir. Dibubuhi juga bacaan shalat jadi seakan baca panduan untuk shalat. Bintang adalah lelaki yang teguh pada pendiriannya. Tidak ada kata telat untuk kembali mendekatkan diri pada Tuhan.

Kekurangan, ada konteks yang ganjil saat Bintang di Jogja dan menjalankan shalat zuhur. Ketika ada orang yang shalat delapan rakaat Bintang malah menanyakan pada Saya apakah orang itu shalat tarawih? Setting waktu saat itu bukan sedang bulan ramadhan, anehnya kenapa Bintang berfikir seperti itu? Walau sudah lama dia meninggalkan shalat, dia pasti tahu kapan tarawih itu dilaksanakan. Dia juga seorang jurnalis aneh saja jika pengetahuan seperti itu saja tidak tahu. Dan, karena novel ini diceriatakan dari sudut pandang Bintang. Lalu sedikit dimasukan sudut pandang Alena dan Saya menurutku sedikit menjadi tidak menarik. Kecuali  memang dari awal diceritakan dari sudut pandang Bintang dan Alena secara bergiliran.

Overall, aku sangat menikmatinya. Cocok buat kamu yang lagi gundah gulana. Di sini kita bisa belajar dari keputusan Bintang. Novel ini ada lanjutannya loh yaitu Love in London.

3.5* untuk Bintang Jatuh
__________ Reading Challenge __________
Diikutsertakan dalam Indonesia Romance Reading Challenge 2016

 __________ Penilaian __________
*=Sangat Buruk **=Buruk ***=Normal ****=Bagus *****=Sangat Bagus 

No comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!